Rabu, 13 Januari 2010

Static Routing

TOPOLOGI JARINGAN
 Dalam kasus kali ini kita memilki 3 buah jaringan, yaitu :
Jaringan A : 192.168.1.0/24
Jaringan B : 192.168.2.0/24
Jaringan C : 192.168.3.0/24

Kemudian jaringan-jaringan tersebut dihubungkan satu sama lainnya dengan menggunakan 3 buah router, masing-masing dengan ip interface seperti terlihat pada gambar diatas. 
Sebelum melakukan routing pada topologi jaringan diatas, langkah pertama kita harus mengkonfigurasi router-nya terlebih dahulu. Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut : 

Menghidupkan Router 
Router 1 > enable 
Mengkonfigurasi Router melalui terminal / CLI ( Command Line Interface ) 
Router 1 # configure terminal 
Mengkonfigurasi port ethernet 0 
Router 1 ( config ) # interface ethernet 0  
Router 1 ( config-if ) # ip address 192.168.1.1 255.255.255.0 { setting ip address } 
Router 1 ( config-if ) # no shutdown { menghidupkan port } 
Mengkonfigurasi port serial 0 
Router 1 ( config-if ) # interface serial 0 
Router 1 ( config-if ) # ip address 192.168.4.1 255.255.255.0 { setting ip address } 
Router 1 ( config-if ) # clock rate 9600 { setting clock rate } 
Router 1 ( config-if ) # no shutdown { menghidupkan port } 
Router 2 > enable
Router 2 # configure terminal 
Router 2 ( config ) # interface ethernet 0  
Router 2 ( config-if ) # ip address 192.168.2.1 255.255.255.0 
Router 2 ( config-if ) # no shutdown 
Router 2 ( config-if ) # interface serial 0 
Router 2 ( config-if ) # ip address 192.168.4.2 255.255.255.0 
Router 2 ( config-if ) # clock rate 9600 
Router 2 ( config-if ) # no shutdown 
Router 2 ( config-if ) # interface serial 1 
Router 2 ( config-if ) # ip address 192.168.5.1 255.255.255.0 
Router 2 ( config-if ) # clock rate 9600 
Router 2 ( config-if ) # no shutdown 
Router 3 > enable 
Router 3 # configure terminal 
Router 3 ( config ) # interface ethernet 0  
Router 3 ( config-if ) # ip address 192.168.3.1 255.255.255.0 
Router 3 ( config-if ) # no shutdown 
Router 3 ( config-if ) # interface serial 0 
Router 3 ( config-if ) # ip address 192.168.5.2 255.255.255.0 
Router 3 ( config-if ) # clock rate 9600 
Router 3 ( config-if ) # no shutdown 

Setelah melakukan Routing melakukan konfigurasi diatas, barulah kita lakukan proses routing. Routing adalah protokol yang digunakan untuk meneruskan paket dari satu jaringan ke jaringan lainnya. Perintah yang digunakan melakukan routing statis adalah ip route. 
Command :  ip route
Proses Routing
Router 1 ( config ) # ip route 192.168.2.0 255.255.255.0 192.168.4.2
Router 1 ( config ) # ip route 192.168.3.0 255.255.255.0 192.168.4.2
Router 2 ( config ) # ip route 192.168.1.0 255.255.255.0 192.168.4.1
Router 2 ( config ) # ip route 192.168.3.0 255.255.255.0 192.168.5.2
Router 3 ( config ) # ip route 192.168.1.0 255.255.255.0 192.168.5.1
Router 3 ( config ) # ip route 192.168.2.0 255.255.255.0 192.168.5.1

Dimisalkan konfigurasi tiap PC adalah sebagai berikut :
PC 1 : 192.168.1.14/24 PC 4 : 192.168.2.23/24
PC 2 : 192.168.1.23/24 PC 5 : 192.168.3.14/24
PC 3 : 192.168.2.14/24 PC 6 : 192.168.3.23/24

Setelah mengkonfigurasi keseluruhan PC dan juga Router, Lakukanlah pengecekan koneksi dengan menggunakan perintah PING dari satu komputer ke komputer lainnya...

Karakteristik Beberapa Dynamic Routing Protocol


RIP
RIP merupakan salah satu protokol routing dinamis. Algoritma yang digunakan dalam RIP ini adalah algoritma distance vector.
Karakteristik :
- Menggunakan daya yang besar
- Menggunakan algoritma distance vector
- Untuk memilih jalur, Metric-nya berdasarkan jumlah lompatan (hop count)
- Jika hop count-nya lebih dari 15, maka paketnya akan dibuang
- Update routing dilakukan secara broadcast setelah 30 detik
RIP terdiri dari 2 versi :
· RIP V1
RIP V1 ini dimodifikasi dengan triggered update dan split horizon dengan poisonous reverse untuk meningkatkan kinerjanya. RIP V1 diperlukan supaya host dan router dapat bertukar informasi untuk menghitung rute dalam jaringan TCP/IP.
· RIP V2
RIP V2 merupakan modifikasi dari RIP V1. Dimana format informasi yang dikirimnya ditambahkan. Kemampuan barunya adalah :
- Tag untuk rute eksternal
- Subnet Mask
- Alamat Hop berikutnya
- Autentifikasi

OSPF
OSPF ( Open Shortest Path First ) merupakan interior routing protocol yang biasa digunakan untuk AS ( Autonomous System ) yang besar.
Karakteristik :
- Protokol Link State
- Merupakan open standard protocol, artinya dapat digunakan dan diadopsi oleh siapapun
- Menggunakan algoritma SPF untuk menghitung cost
- Update routing dilakukan secara floaded saat terjadi perubahan topologi jaringan
- Menggunakan protocol broadcast
- OSPF adalah linkstate protokol dimana dapat memelihara rute dalam dinamik network struktur dan dapat dibangun beberapa bagian dari subnetwork

EIGRP
EIGRP menggunakan protokol routing enhanced distance vector.
Karakteristik :
- Menggunakan protokol routing enhanced distance vector.
- Menggunakan cost load balancing yang tidak sama.
- Menggunakan algoritma kombinasi antara distance vector dan link-state.
- Menggunakan Diffusing Update Algorithm (DUAL) untuk menghitung jalur terpendek.

BGP
Border gateway Protocol (BGP) merupakan inti dari protokol routing internet. Protokol ini merupakan backbone dari jaringan internet di dunia. BGP bekerja dengan cara memetakan sebuah tabel IP network yang menunjuk ke jaringan yg dapat dicapai antar Autonomous System (AS)
Karakteristik :
- Membuat routing decision berdasarkan path, network policies, dan juga rule set.
- Mendukung Class Inter-domain Routing
- Menggunakan route agregation untuk mengurangi ukuran tabel routing

VLSM Subnetting

TOPOLOGI JARINGAN


Sebelum melakukan subnetting jaringan, berikut kami paparkan banyaknya host yang dibutuhkan pada griya supermarket ini.
1. Ruang Manajer : 1 + 1 host ........ jaringan A
2. Ruang Server : 1 + 1 host ........ jaringan B
3. Divisi Keuangan : 5 + 1 host ........ jaringan C
4. Divisi SDM : 5 + 1 host ........ jaringan D
5. Divisi Pergudangan : 3 + 1 host ........ jaringan E
6. Divisi Security : 10 + 1 host ........ jaringan F
7. Ruang Staff : 28 + 1 host ........ jaringan G
8. Kasir : 14 + 1 host ........ jaringan H

Karena kebutuhan host dalam setiap divisi ruangan yang berbeda-beda, kami melakukan subnetting dengan metode VLSM ( Variable Length Subnet Mask ). Metode ini digunakan untuk menghemat penggunaan ip address agar tidak banyak ip address yang tidak digunakan.
Melihat dari kebutuhan akan host pada jaringan ini yang sedikit, kami akan menggunakan Ip kelas C untuk impementasinya yang disubnet dan disesuai kan dengan kebutuhan host di tiap divisi dan ruangannya. Ip/jaringan yang kami gunakan adalah 192.168.23.0 /24.
Setelah mengetahui jumlah host yang dibutuhkan untuk topologi jaringan, selanjutnya kami mengurutkan jumlah host dari yang paling banyak, yaitu : 29, 15, 11, 6 , 6, 4, 2, 2.




Perhitungan Subnetting :


Net
Host
Block Subnet
Net Id
Host Range
Broadcast Ip
Prefix
G
30
32
192.168.23.0
192.168.23.1-192.168.23.30
192.168.23.31
/27
H
30
32
192.168.23.32
192.168.23.33-192.168.23.62
192.168.23.63
/27
F
14
16
192.168.23.64
192.168.23.65-192.168.23.78
192.168.23.79
/28
C
6
8
192.168.23.80
192.168.23.81-192.168.23.86
192.168.23.87
/29
D
6
8
192.168.23.88
192.168.23.89-192.168.23.94
192.168.23.95
/29
E
6
8
192.168.23.96
192.168.23.97-192.168.23.102
192.168.23.103
/29
A
2
4
192.168.23.104
192.168.23.105-192.168.23.106
192.168.23.107
/30
B
2
4
192.168.23.108
192.168.23.109-192.168.23.110
192.168.23.111
/30

Subneting

Subnetting adalah sebuah teknik yang mengizinkan para administrator jaringan untuk memanfaatkan 32 bit IP address yang tersedia dengan lebih efisien. Teknik subnetting membuat skala jaringan lebih luas dan tidak dibatas oleh kelas-kelas IP (IP Classes) A, B, dan C yang sudah diatur. Dengan subnetting, anda bisa membuat network dengan batasan host yang lebih realistis sesuai kebutuhan.

Subnetting menyediakan cara yang lebih fleksibel untuk menentukan bagian mana dari sebuah 32 bit IP adddress yang mewakili netword ID dan bagian mana yang mewakili host ID.
Dengan kelas-kelas IP address standar, hanya 3 kemungkinan network ID yang tersedia; 8 bit untuk kelas A, 16 bit untuk kelas B, dan 24 bit untuk kelas C. Subnetting mengizinkan anda memilih angka bit acak (arbitrary number) untuk digunakan sebagai network ID.

Dua alasan utama melakukan subnetting:
1. Mengalokasikan IP address yang terbatas supaya lebih efisien. Jika internet terbatas oleh alamat-alamat di kelas A, B, dan C, tiap network akan memliki 254, 65.000, atau 16 juta IP address untuk host devicenya. Walaupun terdapat banyak network dengan jumlah host lebih dari 254, namun hanya sedikit network (kalau tidak mau dibilang ada) yang memiliki host sebanyak 65.000 atau 16 juta. Dan network yang memiliki lebih dari 254 device akan membutuhkan alokasi kelas B dan mungkin akan menghamburkan percuma sekitar 10 ribuan IP address.

2. Alasan kedua adalah, walaupun sebuah organisasi memiliki ribuan host device, mengoperasikan semua device tersebut di dalam network ID yang sama akan memperlambat network. Cara TCP/IP bekerja mengatur agar semua komputer dengan network ID yang sama harus berada di physical network yang sama juga. Physical network memiliki domain broadcast yang sama, yang berarti sebuah medium network harus membawa semua traffic untuk network. Karena alasan kinerja, network biasanya disegmentasikan ke dalam domain broadcast yang lebih kecil – bahkan lebih kecil – dari Class C address.

Scanning Port Menggunakan nMap

Berikut adalah hasil dari scanning port yaag telah saya lakukan di sebuah kampus...

Target : 10.0.1.136





Target : 10.0.1.136


Fungsi dari Service yang digunakan :
· Telnet (Telecommunication network) adalah sebuah protokol jaringan yang digunakan di koneksi Internet atau Local Area Network. Telnet digunakan untuk melakukan remote login ke suatu server dari jarak jauh. Koneksinya menggunakan port 23.
· RPC (Remote Procedure Call). Menyediakan mekanisme client/server pada sistem operasi Windows NT.
· NetBIOS. Memberikan layanan terkait dengan session layer dalam model OSI, mengijinkan aplikasi komputer yang terpisah untuk berkomunikasi melalui LAN.
· RDP (Remote Desktop Protocol) adalah protocol jaringan yang digunakan oleh Microsoft Windows Terminal Service dan Remote Desktop. Merupakan protokol yang digunakan dalam Microsoft NetMeeting.
· HTTP (Hyper Text Transfer Protokol). Digunakan untuk mengambil sumber daya terkait yang disebut Hypertext Document. Koneksinya melalui port 80.
· SSH (Secure Shell), Port ini ini adalah port standar untuk SSH, biasanya diubah oleh pengelola server untuk alasan keamanan. Koneksinya melalui port 21.
· Port server FTP digunakan oleh File Transfer Protocol. Ketika seseorang mengakses FTP server, maka ftp client secara default akan melakukan koneksi melalui port 21.
· Network Time Protocol (NTP), port yang digunakan untuk sinkronisasi dengan server waktu di mana tingkat akurasi yang tinggi diperlukan. Koneksinya menggunakan port 123.
· Identd atau auth port server. Kadang-kadang diperlukan oleh beberapa layanan lama (seperti SMTP dan IRC) untuk melakukan validasi koneksi. Koneksinya menggunakan port 113.
· DNS, atau Domain Name Server port. Name Server menggunakan port ini. Digunakan untuk menjawab pertanyaan yang terkait dengan penerjamahan nama domain ke IP Address. Koneksinya menggunakan port 53.
· SMTP, Simple Mail Transfer Protocol, atau port server mail, merupakan port standar yang digunakan dalam komunikasi pengiriman email antara sesama SMTP Server. Koneksinya menggunakan port 25.